Warna-warni cerah menggambarkan sebuah lapisan bumi tergambar secara jelas. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan Google Doodle lib...
Warna-warni cerah menggambarkan sebuah lapisan bumi tergambar secara jelas. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan Google Doodle liburan Natal dan Tahun Baru lalu, kali ini terkesan agak kaku meski tetap menarik. Google Doodle merupakan sebutan untuk gambar atau logo yang ditampilkan Google sebagai bentuk ucapan atau peringatan sesuatu yang bersejarah atau fenomenal.
Google rupanya mencoba memperingati hari kelahiran Nicolas Steno yang jatuh pada hari ini, 11 Januari 1638 silam. Nicolas Steno tergolong ilmuwan unik karena dia adalah pionir dalam dua ilmu murni yang berlainan, yakni ilmu anataomi tubuh dan geologi. Ilmuwan kelahiran Denmark ini memiliki kebiasaan untuk tidak langsung percaya pada buku yang ditulis orang lain dan lebih memilih untuk menelitinya sendiri. Steno dikenal sebagai Bapak Geologi dan Stratigrafi. Stratigrafi adalah ilmu cabang geologi yang mempelajari bebatuan dan lapisan ("layering", stratifikasi).
Berdasarkan catatan Wikipedia yang selama ini banyak disumbang Google, Steno berpendapat bahwa komposisi kimia dari fosil dapat diubah tanpa mengubah bentuk mereka. Steno kemudian menemukan gigi hiu yang membawanya pada pertanyaan, mengapa gigi hiu yang padat dapat ditemukan di dalam benda padat lainnya seperti batu atau lapisan dalam bebatuan.
Benda padat dalam lapisan padat itu menarik minat Steno, yang kemudian kita kenal sekarang dengan istilah mineral, kristal, bahkan seluruh lapisan batuan atau strata. Ia menerbitkan studi geologinya pada 1669 berjudul "De solido intra Solidum naturaliter Contento dissertationis prodromus", atau wacana pendahuluan untuk disertasi tentang suatu benda padat secara alami yang terkandung dalam apisan padat.
Steno pertama-tama tak mengidentifikasi fosil itu sebagai bagian dari organisme hidup. Ilmuwan lain seperti Robert Hooke dan John Ray kemudian berpendapat bahwa fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup
Steno kemudian menciptakan beberapa prinsip dasar stratigrafi yang tercantum dalam bukunya terbitan tahun 1669, yaitu:
Google rupanya mencoba memperingati hari kelahiran Nicolas Steno yang jatuh pada hari ini, 11 Januari 1638 silam. Nicolas Steno tergolong ilmuwan unik karena dia adalah pionir dalam dua ilmu murni yang berlainan, yakni ilmu anataomi tubuh dan geologi. Ilmuwan kelahiran Denmark ini memiliki kebiasaan untuk tidak langsung percaya pada buku yang ditulis orang lain dan lebih memilih untuk menelitinya sendiri. Steno dikenal sebagai Bapak Geologi dan Stratigrafi. Stratigrafi adalah ilmu cabang geologi yang mempelajari bebatuan dan lapisan ("layering", stratifikasi).
Berdasarkan catatan Wikipedia yang selama ini banyak disumbang Google, Steno berpendapat bahwa komposisi kimia dari fosil dapat diubah tanpa mengubah bentuk mereka. Steno kemudian menemukan gigi hiu yang membawanya pada pertanyaan, mengapa gigi hiu yang padat dapat ditemukan di dalam benda padat lainnya seperti batu atau lapisan dalam bebatuan.
Benda padat dalam lapisan padat itu menarik minat Steno, yang kemudian kita kenal sekarang dengan istilah mineral, kristal, bahkan seluruh lapisan batuan atau strata. Ia menerbitkan studi geologinya pada 1669 berjudul "De solido intra Solidum naturaliter Contento dissertationis prodromus", atau wacana pendahuluan untuk disertasi tentang suatu benda padat secara alami yang terkandung dalam apisan padat.
Steno pertama-tama tak mengidentifikasi fosil itu sebagai bagian dari organisme hidup. Ilmuwan lain seperti Robert Hooke dan John Ray kemudian berpendapat bahwa fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup
Steno kemudian menciptakan beberapa prinsip dasar stratigrafi yang tercantum dalam bukunya terbitan tahun 1669, yaitu:
- Superposisi: suatu lapisan batuan sedimen pada suatu strata tidak terganggu secara tektonik lebih muda dari permukaan di bawahnya. Lapisan itu lebih tua dari yang berada di atasnya.
- Horizontalitas: Sedimen yang baru terbentuk cenderung mengikuti bentuk dasarnya dan cenderung untuk menghorizontal, kecuali cross bedding. Hal ini karena pengaruh sedimen dikontrol oleh hukum gravitasi dan hidrolika cairan.
- Kontinuitas lateral: Pengendapan lapisan batuan sedimen akan menyebar secara mendatar, sampai menipis atau menghilang pada batas cekungan tempat ia diendapkan. Lapisan yang diendapkan oleh air terbentuk terus-menerus secara lateral dan hanya membaji pada tepian pengendapan pada masa cekungan itu terbentuk.
- Cross-cutting diskontinuitas: Batuan yang terpotong mempunyai umur geologi yang lebih tua daripada yang memotong.
Tidak ada komentar